"hidup itu santai saja,, jangan terlalu serius" sering sekali kalimat itu saya dengar, mungkin teman-teman diluar sana juga sering mendengarnya, bahkan mungkin juga mengucapkannya. rite? tapi kadang benar adanya, ketika menjalani hidup yang terlalu serius untuk mencapai suatu tujuan, manusia tnapa ia sadari memancing penyakitnya sendiri. ada yang bilang, "ngapain serius-serius amat, lama2 kepala cepat botak, cepet tua, bisa jadi penyakit di badan kalau sudah stress jika cita-cita gak terpenuhi". yang penting ituu,, jalani semampunya, jangan diluar kemampuan kita.
wait wait.. jadi inget dosen-dosen dikampus terus para profesor yang kepalany botak, atau lebih tepatnya sedikit doang di depannya yang botak ituu, apa mereka menjalani hidupnya terlalu serius,, terlalu ngebet sama cita-cita makanya kepala bisa jadi landasan helikopter gitu?? wkwwk.. atau karena mereka terlalu pintarr. nah ini bisa jadii.. *lirik Pak BJ Habibi.. hihihhi. Seperti juga para fisikawan lain pada masa Perang Dunia II, Feynman tergugah untuk masuk ke dalam sebuah projek pembuatan bom atom di Los Alamos. Ia merasa bahwa jika Jerman lebih dulu megembangkan bom atom, dunia akan terancam oleh fasisme Hitler. Setelah Perang Dunia II, Feynman bekerja di Cornell University. Namun demikian, ia merasa Cornell bukan tempat yang cocok untuknya. Ia memilih pindah ke California Institute of Technology (Caltech). Selain menguasai fisika teori, Feynman juga menguasai bidang teknik. saya hubungkan dengan Feynman karena,, sosok Feynman perwujudan semangat "santai tapi serius". semangatnya yang santai tapi serius itu,, tampak pada tulisannya.
Feynman adalah seorang jenius. S1 di MIT, pascasarjana di Princeton. Kesehariannya berkutat dengan fisika. Tetapi apakah dia orang yang nerd? Oh, tidak. Justru dia sosok yang santai abis. Dia hobi mengisengi rekan sejawat, ikut belajar melukis, juga pernah tiga hari tidak tidur keliling Las Vegas. Akan tetapi dia serius ketika tiba waktunya. Dengan penelitiannya dia berkontribusi di dunia fisika… malah sampai mendapat hadiah Nobel. Prestasi yang tidak ringan kalau menurut saya. Di sini kita melihat bahwa keseriusan Feynman dibarengi dengan kesantaiannya menjalani hidup. Santai tapi serius. Dan saya pikir, memang itu yang kita butuhkan. Menyeimbangkan antara sisi manusiawi dan keseriusan kerja (http://sora9n.wordpress.com)
Pikiran sayapun jauhhhhh melayangg,, akhirnya menembus langit pertamaaa, lewatin awan, lewatin burung terbang (apaa sih lol..) mengenai arti kata "serius" dan "santai" ini. nek iki, kalo digabung yoo tetep mbingungke. Gimana bisa berhasil dalam hidup kalau santai sajaa tanpa ada usahaa. nahh disini si serius berperan. tapi kalau dalam hidup serius terus gak ada si santai, apa jadinya manusia. mungkin bisa lebih gila bentuk dan rupanya dari profesor ato para filsuf yang berkepala unik diatas (hee,, maap Pak, tp saya sangat mengagumi anda). suerr! Hidup ini ruwet gak menurut kalian?? ato sebenarnya yang bikin hidup ruwet ini ya kita sendiri. setuju yang mana?? toh si hidup berjalan terus tanpa protes, tanpa demo, yang protes itu, yang bikin masalah itu kita sendiri kan?! nah yang ini, saya jadi mikir selama ini,, hidup sayaa iniii saya bikin masalah apa ya?? waks.. Apalagi manusia Indonesia itu beda etos kerjany sama manusia di belahan dunia lain. orang jawa bilang, alon2 aw waton klakon.. alias pelan-pelan aja yang penting selamat. jaman sekarang kalau semua dibawa santai sampainya lama kan ya?? orang dah smpe di Afrika,, kita baru di purwakarta.. hahahhhh.
Oiya,, saya melihat pengalaman seseorang disekitar saya,, kalau saya pikir sih,, anak ini mungkin bisa dibilang serius tp santai dalam hidupnya.. cuma orang disekitarnya saja yang menganggap dia santai gak ada serius. salah besar!! apapun itu kita itu butuh proses. Mau berhasil itu kita lewati jalanan yang berlubang, banyak batu, polisi tidur dulu,, gak akan mulus lurus aja tuh jalan. yang ada malah tancap gas karena berasa mulus tapi tiba-tiba hancur berantakan karena ngerasa selama ini lancar-lancar aja gak taunya ada batu besar didepan tapi kita gak siap mau nahan. hayooo.. Pilih Mana?? yang penting kita tahu jalan yang kita tempuh itu seperti apaa dan bagaimana menjalaninya. tapi ya ituu tadi, jangan terlalu serius. kemaren-kemaren saya juga pernah nyoret disini,, hidup ituu jangan TER..
seseorang yang berhasil itu, mungkin hidupnya tidak monoton kalii ya. pasti ada jokenya. siapa yang tidak mau berhasil dan hidup serba cukup?!?! Hidup itu jangan TER, lagi2 deh tuh kata keluar. tapi CUKUP saja. CUKUP rumahnya lima, CUKUP mobilny lima, CUKUP Istri/suaminya lima juga. heeh??? (ndashh mu Lol :P). Etos kerja itu perlu, gairah kerja pun perlu digalakkan, jangan cuma Omdo alias omong doang dan kesannya temporary. kita juga ingin kerja dengan perasaan nyaman tanpa adanya tekanan dan ketidak pastian. Bila etos kerja mulai dilatih sejak kecil maka akan menjadi manusia yg berjiwa mantap, punya pendirian dan idealisme, malu ongkang - ongkang dan masa depan yg tak jelas. paling tidak ada usaha dari kita untuk membentuk sebuah kepribadian.
mudah-mudahan nyambung si ya sama si Feynman diatas, orangnya kan serius tuh sama lmunya tapi dia santai banget ga melulu mikirin ilmu pasti atau nyiptain proses pembuatan bom melulu dijamanny Hitler. istilah anak sekarang, yaa dijamannya dia masih suka kongkow kongkow bareng rekannya. siapa yang tidak mauu hidup sesukses diaa.
so,
why you so serious guys..??
Nikmatin hidupmu,, hidup cuma sekali, apapun yang kalian hadapi sekarang anggap itu sebuah perjalanan menempuh hujan badai, tanpa pelindung apapun tapi setelah ituu bisa melihat pelangi yang sangat indah tersenyum diatas sana,, seindah senyum anda ketika anda mencapai semuanyaa. semuanya butuh proses temand..
Nah,, masalahnya adalah,, saat nulis ini saya lagi terlihat serius kerjaa tapi saya lagi santai sambil corat coret disini..
inii saya masuk yang mana guys kira-kira???
ahahahh :)